Minggu, 04 Maret 2012

through her eyes

ungu, ungu, dan ungu

barangkali ia termasuk golongan melankolis sepertiku. kami berbincang lumayan seru berawal menanyakan basa-basi yang sudah lama terhafal dalam hati.sesekali tertawa, ada senyum di sana. matamu terkejut agak grogi menggaruk kepala berambut hitam runcing-runcing namun lambat laun bercengkrama bertiga dan berbenak percakapan ini lumayan membelalakkan pupilmu. tapi aku masih gadis kaku-kaku yang belum berani keluar dari kotak nyamanku.  jadilah aku tetap aku yang sungkan melepas bingkai kaca menyapa wanita di pinggir sana.
 anggun, tenang yang kucampakan berhasil membuatnya berpindah membelakangiku . gumpal makin membumbung debar-debar.

dan kamu datang

manusia tahun ketiga , berbuntut rentetan apik sepanjang sejarah mata.
suaramu pelan, penuh kehati-hatian yang kutangkap sebagai standar tertinggi dalam menanggapi lawan bicara di duniamu. ada pagar-pagar yang membuktikan bahwa dia itu cinta. cinta penuh pengecualian yang benar benar ingin kamu jaga. kamu, seperti status pizzamu, bahwa pizza disitu bukan pizza yang mahal, enak dimakan, enak dilihat.pizzamu memang cuma cinta yang kutahu dari sorot percakapan kalian.
 penuh dengan ingatan pizza , ini surat bukan untuk kamu yang biasanya memonopoli berbagai macam ketikanku. ini untuk kekasihmu yang ungu berbungkus anggun dan tenang. yang mengajarkanmu prinsip, membebasakanmu memilih, yang barangkali mengganti ribuan kata sesederhana senyum atau tepukan simpatik, yang mengajarkanmu rendah diri, yang tanpa pretensi, yang selalu hadir memberimu hangat, dan yang tentu saja membuatmu menjadi manusia hebat dalam usiamu.

#30harimenulisuratcinta

PS: disarankan sambil menyetel lagunya DT-through her eyes :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar