Sabtu, 27 Juli 2013

Petak Umpet Terindah

Dua kali, kami berduabelas -murid perempuan satu kelas- menghirup napas dalam ruang 2x3 yang sempit, berair dan sedikit bau. Kamar mandi. Setelah aksi mogok pertama tidak mau menerima guru baru , kali kedua ini kami menahan napas di kamar mandi lagi karena beralasan malas mengikuti jadwal baris-berbaris yang tegas dilaksanakan tiap minggu. Lebih parahnya lagi, ada dua adik kelas yang baru ganti baju di kamar mandi ikut serta terjebak pelarian nekat kami.

Kami berduabelas biasanya sibuk pada area kami sendiri. Nyaman pada petak yang sudah terbuat, senyum sesimpel mungkin, dan mata yang canggung bersitatap. Kami yang suka komik, majalah fashion, keripikpedas, brownis manis, sepatu buluk, sepatu cantik, handphone ketik, handphone touch, sanguinis, melankolis, plegmatis kini saling pandang hangat. Jantung kami jumpalitan tanpa sempat memikirkan tetek bengek perbedaan, petak-petak yang terbuat. Di sini, di kamar mandi kami merangkul jarak yang biasa ada, sama sama gelisah sampai kaki dingin, menahan tawa atas kenekatan bodoh kami karena satu ulah yang dibuat bersama. Di sini hanya ada kita.



Luar ruangan senyap, kami turut bergidik senyap. Telinga kami menjelma sesensitif telinga kelelawar yang menghitung tiap inci desibel suara gerak kaki, mulut kami bekap rapat-rapat, jantung kami jumpalitan sembari berdoa tidak ada kaki mendekat mengendus persembunyian kami.


Saya hitung sampai sepuluh, kalau kalian tidak keluar saya dobrak pintunya!"
"Satu!... Dua..!"
"Saya tidak main-main, saya dobrak pintunya!"
"Tiga.. Empat!"





Aku tahu ikut-ikutan ngumpet di jadwal pembelajaran itu tidak baik.Aku tahu bahwa seharusnya patuh berada di lapangan.
 Aku sebenarnya tidak mempermasalahkan panas atau capeknya mengikut baris berbaris. Aku hanya mempermasalahkan bila nantinya kecewa melewatkan salah satu petak umpet terindah dalam hidup. Meski di ruang yang sempit, kaki kedinginan, jantung tak keruan sampai mual.
  Adalah langka yang indah bila kita bisa sama-sama satu
pemikiran sampai tak peduli bagaimana aslinya kita, apa masalah kita, dan perbedaan panjang yang
kita punya.


       #proyeknulis1: #nostalgiaSMA

Selasa, 23 Juli 2013

#ProyekNulis




Demi mengikis kemonotonan menulis yang banyak dipengaruhi mood-yang mengajak kemalasan dan alasan di ujung-ujungnya—mencetuskan #ProyekNulis, sebuah proyek mingguan menulis berdasarkan tema berbeda di tiap minggunya agar kita sedikit demi sedikit mau dan mampu berproses lebih kontinu,. Seperti #prosaproject yang pernah saya ikuti bersama tasha dkk , tetapi bukan prosa. Lebih pada kemampuan menulis dengan genre yang masing-masing teman-teman punya.
Ketentuan:
1.Karya di posting di blog masing-masing dan di share pada twitter (fb juga boleh-kalau mau)
2.Publish karya dengan hashtag #proyeknulis # (tema minnggu ini) dan twit ke twitter teman-teman yang ikutan 
Adapun teman yang sudah bersedia ikut adalah : @izulnesia dan @tataritarizky
@malyasophi

Bagi yang mau ikutan, mari bergabung yak :)

Tema minggu ini :
Nostlagia SMA


Selasa, 25 Juni 2013

Tuan Tahun Ketiga

Tiga tahun itu cukup uintuk mengerti. Untuk akhirnya sama-sama tersenyum memahami bahwa tidak ada yang perlu tersengal-sengal mengejar, teriris harap yang menunggu, salah sikap menyikapi. Tiga tahun itu cukup. Untuk diletakkan perlahan, ditutup pelan-pelan.
  Ada kisah yang ternyata memang lebih baik untuk di museumkan. Di biarkan mengendap berpendar-pendar di suatu ruang dan sesekali dikunjungi, di bersihkan. Lebih baik dinikmati, karena ia cukup sebagai kisah meski terkadang -seperti kisah dalam buku-buku-- berakhir pada persepsi pembacanya. Menggantung.
 Terima kasih tuan tahun ketiga. Atas tiga tahun membacamu, beruntung dapat mengenalmu :))


#30harimenulisuratcinta

Jumat, 14 Juni 2013

ada waktu dimana senja ingin ia habiskan dengan berlari dan tawa-tawa hingga sipit bersama orang yang paling bisa membuatnya terlepas
ingin diriku cukup romantis ketika kita bertemu suatu nanti maka aku tetap duduk biasa saja, memandang sekenanya, mengagumi setahunya tanpa ingin jadi apa. kau tahu, menjadi pengagum itu pekerjaan yang romantis. menurutku.

Always be My Favourite

Suka, suka, suka, suka. Cinta, cinta, cinta, batinku bila melihat foto-foto pada momen ini. Salah satu pengabadian momen yang kusuka sepanjang proses keamatiran memfotoku.
 Drama bahasa indonesia dijenjang kita kelas sebelas, mencuri waktu satu jam berikutnya, yang membuat guru bahasa jawa kita , Bu Lestari yang selalu lemas mengalah bila mengajar kita marah-marah dengan suara khas sindennya-dan tambah kalah-. Kita bebas, kita lepas, kita jujur menari-nari pada diri kita sendiri meski kita memerankan tokoh lain. Tidak terlalu malu-malu seperti biasanya. Tanpa topeng.














 Hahahaaaa, i just love you all. Terimakasih Pak Anung, Terimakasih teman-teman sederhana tapi banyak menginspirasi untuk jadi biasa saja tapi total dalam segala hal. Beruntung bisa satu kapal sama kalian, mengenal kalian :)
Terimakasihh :)))


Rabu, 08 Mei 2013

Bajingan




Adalah ibu yang paling bisa mengurai segala sisi baik dalam seburuk apapun sesuatu. Termasuk ketika salah satu adikku -dari sekian enam adik-adikku-- pernah bertanya kepada ibu, 
"Ma bajingan itu apa sih? "
"Nu, bajingan itu kata untuk orang yang buruk. Sangat buruk, hidupnya itu banyak sekali dosanya. Tapi kita tidak boleh mengatai, sekalipun dia itu jahat. Kita tidak ada yang tahu dosa yang orang lain perbuat, kebaikan yang orang lain perbuat. Setiap orang, seburuk apapun dia pasti pernah melakukan kebaikan yang barangkali tidak kita tahu. Makannya, tidak ada seorangpun  yang pantas disebut bajingan"


Ibu tersenyum menjelaskan secara sederhana. Anggun.






Ibu, ibu tidak tahu bahwa ibu juga punya sisi anggun bukan ? :)