Sabtu, 20 Agustus 2011

tegar (?)

"nggak ada kata maaf buat siapapun orang yang nyakiti hati mal", jawab salah satu teman objek votingku mengenai memaafkan seseorang.

" walaupun dia khilaf, labil gitu?"

"tapi dia kan akhirnya mau mal, artinya kan dia juga deal buat nyakitin"

Mungkin jika disakiti-diakhiri lalu membuka jalinan baru yang lebih penuh rona jambu- butuh waktu lama untuk benar-benar menganggap semuanya utuh seperti biasa. Butuh pembiasaan bagiku agar kembali menyekutukan perih dengan senyum ceria tersungging di bibir, mata tetap memancarkan pendar bersahabat yang hangat. Banyak waktu terluang untuk kembali dalam format "biasa saja".

Jika tersakiti di lain waktu nanti.


Tapi ia tetap bersinar-meski terkadang semburat sedih terlihat segaris di matanya- menyapa sekelilingnya seperti sebelum-sebelumnya. Dunianya mengalir dalam hangat, bahasannya tetap terjangkau luas meski sesekali bernada terenyak teringat kenyaatan petir pembubar romansa. Ia begitu lihai mengubah sesak menjadi letup-letup kecil lelucon pemacu tawa kami semua.

"Dia orang baik, yang ga baik itu orang yang ada dideketnya"

"Semoga kita sama-sama dipertemukan dalam keadaan sama-sama baik. aku baik, dia juga baik"

Percayanya mantap dan membuatku tersentak.

Sinarnya tetap tulus hangat seakan tak berlepot perih menyadarkanku akan cara tegar setiap orang berbeda-beda meski terkesan malah menyiksa bahkan ada juga mengarah sedikit kejam, tapi bukankah mereka harus maju dalam dunia yang khusyu berputar?.
Mereka juga butuh tegar dalam mengimbangi gesitnya waktu.

**
Untuk lelaki petir pembubar romansa, kudoakan kau segera tahu.
Meski telah kau tinggal, berjalan menatap dunia bersama gadis barumu yang seringkali ikhlas bermanja dihadapannya ia tetap tetap setia menontonmu tanpa seucap cecar, membungkusmu dalam doa. Ia tetap ada.
Utuh seperti sebelumnya : tersenyum dibelakangmu

Good Girl Gets Good Guy, God bless you friend :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar