Disentak sentak karena rupa penyakitanmu,
Maafkan aku.
Tak peduli apakah kau kedinginan diterpa angin kejam, berusaha mencari sedikit kehangatan di atas keset rumahku karena bulu-bulumu rapuh dirusak kutu biadab yang rajin beranak.
Kucing yang kuberi teriakan,
mengagetkanmu sehingga terpaksa menggerakkan tubuh ringkihmu yang melingkar capai di sofa lapukku,
Maafkan aku.
Kucing berwajah sedikit biru dengan koreng-koreng putih hinggap disekujur tubuhmu,
menepi dibawah naung bayangan rumahku,
Menghindar pergi ketika kakiku mendekatimu,
“hei jangan pergi !”
Kau sama sekali tak berhenti, dengan wajah menunduk defensif melesat tanpa ragu
Jangan pergi, makanlah sedikit ibaku..
Jangan pergi begitu, aku ingin mengucapkan terimakasihku atas inspirasi darimu.
Bertahan, menjalani, pasrah dengan begitu tenang sendirian.
Belum tentu aku manusia sok tahu sekuat kamu menjalani terpaan masalah sendirian.
Kebal akan sepi dan mata tak ramah melihat segala kekurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar